Penemuan Elektron
Penelitian mengenai bangun atom antara
lain didasarkan pada eksperimen yang dilakukan dengan tabung (kaca) hampa atau
tabung inar katode. Sir William Crookes merancang suatu tabung hampa yang
merupakan penyempurnaan dari tebung sinar katode yang disebut tabung Crookes.
Jika dua kawat diberi potensial listrik
yang tinggi kemudiam didekatakan akan terjadi bunga api dari satu kawat ke
kawat lain. Bila ujung kawat ditaroh dalam tabung hampa akan terlihat adanya
bara hijau kekuningan dari arah katode. Sinar ini disebut sinar katode.
Sifat-sifat sinar katode disimpulkan
oleh Pluker, Hittorf, Crookes dan Thomson sebagai berikut:
1.
Sinar katode dipancarkan
oleh katode dalam sebuah tabung hampa bila dilewati arus listrik
2.
Sinar katode
berjalan dalam garis lurus
3.
Sinar katode bila
membentuk gelas atau benda tertentu akan mengeluarkan cahaya sehingga dapat
disimpulkan bahwa sianr katode terdiri atas partikel-partikel
4.
Sinar katode
dibelokkan oleh medan listrik dan magnet kearah partikel yang diketahui
bermuatan negatif
5.
Sifat sinar
katode tidak dipengaruhi oleh bahan elektrode (besi, platina, dan lain-lain).
Dari kelima sifat tersebut,
disimpulkan bahwa sinar katode terdiri dari partikel-partikel
yang bermuatan negatif dan diberi nama elektron
oleh JJ. Thomson.
JJ. Thomson berhasil enentukan harga ratio muatan elektron terhadap massa elektron (e/m) yaitu sebesar -7.76 x 108 coulom/gram. Sementara itu R>A> Milikan (1917) berhasil menentukan harga muatan mutlak dari elektron yaitu sebesar -1.6022 x 10-19 coulom. Dengan demikian massa elektron dapat dhitung yaitu sebesar 9.1 x 10 -28 gram.
JJ. Thomson berhasil enentukan harga ratio muatan elektron terhadap massa elektron (e/m) yaitu sebesar -7.76 x 108 coulom/gram. Sementara itu R>A> Milikan (1917) berhasil menentukan harga muatan mutlak dari elektron yaitu sebesar -1.6022 x 10-19 coulom. Dengan demikian massa elektron dapat dhitung yaitu sebesar 9.1 x 10 -28 gram.
Penemuan Proton
Pada tahun 1886 Eughne Goldstein dengan memakai
tabung Crookes yang dilubangi katodenya, dapat mengamati sinar yang menembus
lubang-lubang tersebut. Sinar ini disebut sinar saluran. Ternyata sinar saluran
ini terdiri atas partikel-partikel yang bermuatan positif.
Partikel terebut memiliki muatan yang sama dengan
elektron namun nilainya posistif (+1.76 x 10-19 coloumb). Partikel
ini kemudian diberi nama proton. Massa
proton dihitung oleh J.J Thomson yaitu sebesar 1.67 x 10-24 gram
atau hampir 1840 kali massa elektron.
Penemuan Neutron
Pada tahun 1932 James Chadwick berhasil menemukan partikel subatom yang ketiga yang disebut neutron. Neutron adalah partikel yag tidak bermuatan (= 0) dan massanya hampir sama dengan mass proton (1.674 x 10-24 gram) .
Berdasarkan eksperimen-eksperimen yang dilakukan, dapat dapat dibuktikan bahwa atom terdiri atas partikel-pertikel subatom yaitu proton, elektron dan neutron.
Pada tahun 1932 James Chadwick berhasil menemukan partikel subatom yang ketiga yang disebut neutron. Neutron adalah partikel yag tidak bermuatan (= 0) dan massanya hampir sama dengan mass proton (1.674 x 10-24 gram) .
Berdasarkan eksperimen-eksperimen yang dilakukan, dapat dapat dibuktikan bahwa atom terdiri atas partikel-pertikel subatom yaitu proton, elektron dan neutron.
Berikut ini sifat-sifatnya.
mantul
ReplyDelete